Lumajang, Satu Detik – Dinas Kesehatan P2KB Lumajang terus berupaya memperkuat penyelamatan terhadap Ibu Hamil dan Anak secara Terintegrasi.
Upaya penceganhan itu dilakukan melalui program kegiatan “Pengawalan Teknis Medis Komplikasi Kebidanan” digelar di RSUD dr Haryoto Lumajang kemarin.
Ketua Tim Kelompok Kerja KIA Gizi pada Dinkes, P2KB Lumajang,
Faria mengatakan tujuan giat kali ini sebagai langkah pengawalan kepada ibu hamil yang mengalami Komplikasi Kebidanan atau mempunyai penyakit penyerta yang akan diperberat oleh kehamilan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Maksudnya adalah pananganan yang dilakukan secara bersama-sama dari puskesmas hingga rumah sakit.
“Artinya penanganan medis mencegah kasus komplikasi kepada ibu hamil dilakukan secara terintegrasi. Yakni mulai dari spesialis Obsgyn dengan Spesialis lain sesuai dengan penyakit penyerta yang dimiliki oleh si ibu hamil,” tuturnya.
Selain itu untuk melakukan tatalaksana kasus komplikasi kebidanan dan penyakit penyerta.
Itu perlu dilakukan secara terintegrasi (Interspesialis) dan komprehensif mulai dari Polindes/ Ponkesdes/Pustu, Puskesmas sampai Rumah Sakit.
“Mempersiapkan persalinan aman sesuai dengan komplikasi atau penyakit yang dialami ibu,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinkes, P2KB Lumajang 2 tahun terakhir, yakni Faria menyebut jumlah ibu hamil 2022 mencapi 14.953 orang dan
tahun 2023 mencapai 14.180 orang.
Sedangkan angka ibu hamil yang mengalami kasus komplikasi kebidanan ditahun 2022 mencapai 3.537 dan tahun 2023 mencapai 3.483 orang.
“Untuk penanganan medis kepada ibu hamil yang mengalami komplikasi kebidanan tahun 2022 dan 2023 sudah ditangani dengan angka presentase mencapai 100 persen,” terangnya
Terkait jumlah angka kematian ibu pada tahun 2022 mencapai 12 kasus, kemudian untuk tahun 2023 hanya mencapai 10 kasus.
Artinya ada penurunan dari 2022 sampai 2023 terhadap kasus kematian ibu di Kabupaten Lumajang.
“Tahun 2022, rata-rata angka presentase kematian ibu sesuai kelompok umur pada usia 20-35 capai 74%, usia lebih 35 capai 22%, dan kurang 20 tahun capai 4%. Sedangkan untuk tahun 2023 usia 20-35 mencapai 50%, umur 35 tahun keatas 40%, serta 20 tahun kebawah capai 10%,” ungkapnya
Faria pun mengharapkan dengan pertemuan ini dapat memperkuat koordinasi dan kolaborasi antar tenaga kesehatan di Kabupaten Lumajang dalam menangani ibu hamil yang memiliki riwayat kasus komplikasi.
“Dengan upaya yang terus menerus dan komprehensif, kita harapkan angka komplikasi persalinan, stunting, serta kematian ibu dan bayi dapat ditekan secara signifikan,” pungkasnya. (Ibnu)
Penulis : Kurniawan
Editor : MJ Choir